Umumnya
makanan yang dibuat sendiri di rumah aman dikonsumsi, asal bahan
bakunya memenuhi syarat, dan aman. Tetapi akan lain halnya bila makanan
olahan yang dibuat pembuat atau produsen makanan. Makanan olahan
tersebut sering dimasukkan bahan tambahan pangan yang sering dalam
bentuk senyawa kimia. Bahan tambahan tersebut banyak jenisnya. Ia
berperan dalam memperbaiki penampilan makanan seperti tekstur, warna,
bau dan rasa, kestablian dan mempertahankan mutu makanan. Ada sekitar 20
jenis bahan tambahan pangan yang sering ditambahkan ke dalam makanan.
Bila jumlah penambahan bahan-bahan tersebut dalam jumlah yang diizinkan,
mungkin akan lebih aman. Tetapi karena digunakan dalam jumlah yang
mungkin berlebih dan jangka lama, tetap saja dapat menyebabkan gangguan.
Bila digunakan dalam jumlah yang tidak terkontrol, tentu saja dapat
menimbulkan akibat tak baik yang lebih besar. Akibat
tersebut akan lebih buruk lagi bila sampai ke tubuh janin. Yang lebih
berbahaya lagi adalah ada produsen makanan jadi yang sengaja menambahkan
bahan berbahaya yang tidak boleh sama sekali ada dalam makanan. Bahan
tersebut antara lain adalah: formalin, boraks, Rhodamine B dan
lain-lain. Bahkan ada pedagang yang menyemprot ikan dagangannya dengan
pestisida, ada pula yang memasukkan plastik ke dalam minyak goreng.
Bahan kimia tersebut termasuk bahan beracun (toksik) yang dapat
menyebabkan gangguan, penyakit dan bahkan kematian. Bahan-bahan ini
dilarang sama sekali untuk ditambahkan ke dalam makanan. Dari hasil analisis Badan Pengawas Obat dan Makanan RI telah ditemukan berbagai bahan berbahaya tersebut dalam makanan olahan.
Asam
borat dan boraks atau natrium tetra borat (dalam bahasa Jawa bleng)
merupakan bahan kimia yang digunakan untuk pengolahan keramik,
pembersih, solder, mengurangi kesadahan dan pembunuh kuman sebagai
antiseptik, insektisida, fungisida dan herbisida. Produsen makanan
menyalahgunakannya untuk memperbaiki warna, flavor dan tekstur makanan.
Bakso mengandung boraks akan lebih kenyal dan tahan lama. Kerupuk akan
lebih tahan lama, renyah, dan empuk bila ditambahkan boraks. Tergantung
jumlah dan frekuensi yang dikonsumsi, senyawa ini dapat menyebabkan
mual, kerusakan ginjal dan gangguan saluran cerna lainnya, gangguan pada
otak, hati, kegagalan sistem sirkulasi, dan bahkan kematian. Bila 5
hingga 10 gram boraks tertelan oleh anak, dapat menyebabkan shock dan
kematian. Pada saat mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks dalam
jumlah kecil, mungkin saja orang tidak merasakan apa-apa, tetapi akibat
penggunaan yang sering bahkan jangka lama, maka sangat mungkin terjadi
gangguan kesehatan. Gangguan tersebut tentu saja akan dapat merusak
janin melalui ibu yang mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks. Ibu
boleh saja mengkonsumsi makanan berupa kerupuk, tetapi pastikan kerupuk
yang dimakan tidak mengandung bahan berbahaya seperti boraks dan
lain-lain.
Formalin
termasuk senyawaan golongan aldehida. Ia merupakan larutan formaldehid
dalam air. Senyawa ini digunakan sebagai pengawet kertas, karpet,
tekstil, kayu lapis dan perabot rumah tangga dan sering digunakan dalam
industri plastik, bahan konstruksi, dll. Ia dapat digunakan untuk desinfektan di rumah sakit dan bahan pengawet mayat. Senyawa
ini digunakan secara ilegal untuk pengawet. Bila kulit terkena formalin
dengan kadar tertentu akan terasa seperti terbakar. Ia
dapat menyebabkan kerusakan limfa, hati, jantung, otak dan sistem
syaraf pusat, serta dapat mencetus timbulnya kanker. Bila terminum
sebanyak 2 sendok makan, formalin dapat menyebabkan kematian. Untuk
mengenalinya secara kasat mata agak susah. Namun bila dicermati dengan
baik, masih dapat diketahui. Tahu berformalin masih bisa bertahan dan tidak
rusak hingga 4 atau 5 hari. Daging dan ikan yang berformalin tidak
membusuk dalam 3 hari. Mie basah yang dapat awet selama berhari-hari di
udara terbuka berkemungkinan sekali mengandung pengawet mayat ini.
Rhodamine
B merupakan zat warna yang sering digunakan untuk industri bukan
makanan. Bahan sintetis yang bewarna merah terang ini tersedia dan
dijual di pasar untuk industri dan tidak untuk makanan. Pengecer
membelinya ini dalam jumlah besar dan dalam kemasan aslinya yang
kemudian dikemas ulang dalam kantong plastik kecil dan tidak berlabel.
Rhodamine B dalam kemasan kecil inilah yang dibeli oleh produsen
makanan. Bahan ini banyak disalahgunakan dalam makanan dan kosmetik.
Senyawa ini dapat menyebabkan keracunan, berbahaya bila tertelan,
terhirup sewaktu bernafas atau terserap melalui kulit. Gejala keracunan
zat warna ini antara lain adalah iritasi pada kulit, paru-paru, hidung,
kerongkongan dan usus. Ia dapat memicu terjadinya kanker hati. Untuk
mengenali penggunaan zat warna ini pada makanan dapat diamati dari
penampilan warna merahnya yang mencolok dan tidak wajar. Karena sukar
larut dalam air, bila diamati dengan teliti akan tampak titik-titik
warna merah. Biasanya digunakan secara ilegal dalam industri kerupuk,
terasi dan makanan kecil untuk anak-anak.
Makanan
yang dikonsumsi harus bebas dari cemaran bahan kimia maupun
mikroorganisme terutama yang patogen atau dapat menyebabkan penyakit
infeksi. Dengan demikian higiene dan sanitasi lingkungan harus
diperhatikan agar tidak mencemari makanan. Makanan yang tercemar, tentu
dapat berakibat buruk terhadap tubuh. Akibat tersebut tidak saja
terhadap ibu hamil tetapi juga terhadap janin yang dikandungnya. Sumber
air yang digunakan harus yang memenuhi syarat, tidak mengandung kuman,
dan senyawa kimia berbahaya. Kuman dapat dihilangkan atau diminimalisasi
melalui pemanasan yang cukup. Bahan kimia berbahaya seperti logam
berat, arsen dll yang ada dalam air yang digunakan umumnya tidak hilang
pada proses pemanasan. Senyawa kimia tersebut dapat
menimbulkan pengaruh buruk terhadap janin. Proses pengolahan dan
menghidangkan makanan harus bersih dan higienis. Pedagang makanan masih
ada yang menyentuh langsung makanan siap saji dengan tangannya. Hal ini
memberi peluang yang besar untuk tercemarnya makanan oleh kuman.
Sedangkan untuk mengolah makanan yang akan dimasakpun, tangan pembuat
harus dibersihkan dengan mencucinya terlebih dahulu. Sumber makanan ternakpun harus diperhatikan sedemikian rupa agar daging, susu atau telur tidak mengandung logam berat. Demikian juga lahan untuk tanamanpun perlu diperhatikan agar tanaman yang dihasilkan tidak mengandung bahan berbahaya.
Kita tidak dapat membayangkan bagaimana keturunan kita kelak,
bila bahaya tersebut di atas tidak dapat dielakkan. Ingat kasus melamin
yang ditambahkan ke dalam susu bayi oleh produsen susu di Cina. Senyawa
ini dapat menipu konsumen se olah-olah kandungan protein susu cukup
tinggi. Tindakan biadab yang dilakukan produsen susu telah mengakibatkan
pengaruh sangat buruk terhadap bayi. Ribuan
bayi di Cina yang jatuh sakit dan ratusan mengalami gagal ginjal dan
beberapa orang di antaranya meninggal dunia setelah meminum susu yang
tercampur melamin. Senyawa amin yang kaya dengan unsur nirogen ini juga
dapat berperan sebagai pencetus kanker. Sangat tepat tepat bila
pemerintah Cina menjatuhkan hukuman mati bagi produsen susu yang
memasukkan melamin ke dalam produk olahannya.
Bu,
saat ini sangat banyak kemungkinan bahaya makanan olahan bagi kesehatan
apalagi bagi ibu hamil. Ibu tentu bertanya-tanya apa yang perlu
dan harus dilakukan? Pastikan makanan yang dimakan tidak mengandung
bahan berbahaya. Bila makanan olahan dibuat oleh masyarakat tanpa izin
dan merek dagang, pastikan pembuatnya tidak menambahkan bahan yang
ilegal tersebut. Teliti sebelum membeli dan cermat sebelum mengkonsumsi.
Sesuai
dengan Sunah Nabi, makan minumlah kamu tetapi jangan berlebih-lebihan.
Begitu juga dengan Ibu Hamil. Harus cukup gizi dan seimbang agar bayi
yang dikandung sehat dan tumbuh dengan bobot badan ideal. Bobot badan
janin baik kekurangan maupun kelebihan tidak baik. Bila janin terlalu
besar maka proses persalinan akan susah dan berpeluang besar kelahiran
melalui operasi.
Air
kelapa muda mengandung vitamin, gula sederhana dan kaya akan mineral
terutama kalium. Air kelapa muda ini boleh dan baik diminum oleh ibu
hamil.
Penggunaan
garam yang berlebih juga tidak baik bagi kesehatan. Untuk itu ibu hamil
harus berupaya untuk mengurangi penggunaan garam dalam masakannya.
Kebutuhan garam untuk kesehatan tubuh tidaklah banyak. Sebetulnya
penggunaan garam berlebih bertujuan untuk memberikan rasa yang enak.
Namun perlu diingat bahwa kebiasaan tersebut sudah terjadi sejak bayi,
sehingga susah untuk dikurangi. Untuk itu perlu perhatian khusus bagi
keluarga muda untuk membiasakan penggunaan garam dalam jumlah kecil,
agar bayi yang akan lahir tidak ikut-ikutan terbiasa mengkonsumsi garam
dalam jumlah berlebih.
Sekian tips dari makanan-bayi-ibu-hamil.blogspot.com silahkan tinggalkan komentar anda dibawah ini!
Sekian tips dari makanan-bayi-ibu-hamil.blogspot.com silahkan tinggalkan komentar anda dibawah ini!
saya rasa tidak mengkonsumsi makanan secara berlebihan adalah solusi untuk menjaga kandungan Ibu Hamil..
BalasHapus